Menjadi seorang biolog itu sangat panjang prosesnya. Apalagi seketika ia dinasibkan sebagai orang yg harus berkutat dalam dunia biologi padahal ia tak menginginkannya. Tentu terasa lebih berat daripada orang yang memang daridulu menyukai bidang ini. Tapi banyak sekali hal-hal yang tak terduga ketika seseorang berusaha dalam menggeluti bidang yang tidak disukai ini. Teramat lebih hebat bukan?
Menjadi seorang biolog atau ilmuwan tidak seperti menjadi politikus. Bedanya kalo ilmuwan itu biasanya tidak banyak bicara *wow masa iya sih?*. Sedangkan seorang politikus sedikit-sedikit harus bicara walaupun berbohong tidak apa-apa *ups*. Makanya banyak orang bilang kalo ilmuwan itu boleh salah tapi gak boleh bohong. Nah kalo politikus itu boleh bohong, tapi gak boleh salah. Apa iya ya kaya gitu? Coba aja perhatiin deh! *nguik2*
Kamis, 14 Maret 2013
Senin, 11 Februari 2013
Ya Allah ya Tuhanku,,,
Amat terasa berat yang kini ku rasakan setelah ditinggalkan oleh ayahanda tercinta untuk selama-lamanya. Terlebihnya ibuku yang setiap hari bahkan setiap waktu menangis atas kepergiannya. Sungguh hal ini membuat kami sangat sedih. Dua puluh tahun lamanya aku mengenal sosok alm. ayahanda tercinta, sungguh kami sangat bangga padanya. Sosok seorang ayah yang begitu sabar dan tangguh. Kami bangga memiliki ayah yang begitu bertanggung jawab dan sangat menyayangi istri dan anak-anaknya. Ayahanda tidak banyak bicara, namun ia sangat berwibawa. Ayahanda tidak pernah putus asa dalam mendidik istri dan anak-anaknya. Meskipun seringkali kami membantah apa yang ia nasehatkan kepada kami, ia tetap sabar menghadapinya tanpa amarah sedikitpun. Bahkan saat ia merasa sakit, tak sedikitpun mengeluh atas apa yang ia rasakan, ayahanda selalu tegar.
Amat terasa berat yang kini ku rasakan setelah ditinggalkan oleh ayahanda tercinta untuk selama-lamanya. Terlebihnya ibuku yang setiap hari bahkan setiap waktu menangis atas kepergiannya. Sungguh hal ini membuat kami sangat sedih. Dua puluh tahun lamanya aku mengenal sosok alm. ayahanda tercinta, sungguh kami sangat bangga padanya. Sosok seorang ayah yang begitu sabar dan tangguh. Kami bangga memiliki ayah yang begitu bertanggung jawab dan sangat menyayangi istri dan anak-anaknya. Ayahanda tidak banyak bicara, namun ia sangat berwibawa. Ayahanda tidak pernah putus asa dalam mendidik istri dan anak-anaknya. Meskipun seringkali kami membantah apa yang ia nasehatkan kepada kami, ia tetap sabar menghadapinya tanpa amarah sedikitpun. Bahkan saat ia merasa sakit, tak sedikitpun mengeluh atas apa yang ia rasakan, ayahanda selalu tegar.
Langganan:
Postingan (Atom)