Sabtu, 28 April 2012

Mamah, kini aku dewasa..

       Panjatkanku syukur atas segala nikmat-Mu Ilahi Robbi, hingga saat ini ku nikmati semua yang Kau beri. Nikmat sehat rohani dan jasmani, nikmat Iman dan islam, Ibu dan ayah yang mencintai, saudara yang mengasihi, keluarga yang menyayangi, teman-teman yang memotivasi, dan masih banyak lagi hal lainnya dari semua itu. Sungguh, nikmat-Mu tak dapat terhitung "Min Haitsu Laa Yahtasib". Tapi, entah seberapa besarkah aku bersyukur atas semua itu. Ataukah mungkin aku lebih banyak kufur nikmat daripada syukurku. Namun ku senantiasa mencoba untuk bisa menjadi seseorang yang dapat bermanfaat bagi oranglain. Insya Allah...

     Setiap manusia tercipta dalam keadaan suci dan tak tahu apa-apa. Semua berawal dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakberadaan. Seseorang yang terlahir dari keluarga kaya dengan harta yang melimpah, pada dasarnya adalah orangtua yang memiliki semua itu. Dan seseorang yang terlahir dari keluarga yang tak memiliki harta yang banyak, disebutlah pas-pasan atau bahkan kekurangan. Itu juga sama, hasil kerja keras orangtua. Pada dasarnya kita hanya menikmati kerja keras mereka dan belum menjadi apa-apa. Hidup ini adalah perjuangan. Semuanya memulai perjuangan dari sejak lahir, dari mulai kita belajar melihat, mendengar, merasakan, merangkak, berbicara, sampai berdiri dan berlari. Itulah perjuangan kita dulu, dan semua itu adalah hasil tuntunan orangtua kita tanpa lelah. Sekali lagi kita terlahir dari ketidaktahuan, kemudian orangtua mengajari kita untuk bisa membaca huruf dari mulai A sampai Z. Menulis dari mulai tulisan yang tak dapat dimengerti, bahkan miring skalipun sampai akhirnya tegak dan terbaca.Dan buktinya kita mampu untuk itu, dan seiring berjalannya waktu kita mengetahui berbagai hal. Dia mengajarkan sholat dan bacaannya yang panjang dan mengaji Iqra sampai Al-Qur'an. Mengajarkan kita untuk mengenal Tuhan dan Rasul-nya. Sadarilah, keadaan kita dulu tak seperti sekarang. Kita masih sangat kecil diajarkan mamah membaca dan menulis. Dan kita bisa! Namun kini kita telah tumbuh menjadi remaja dan sampai dewasa. Tubuh kita tak semungil dulu yang selalu dipuji saat mampu mengucapkan kata "mama" waktu itu. Yang selalu ditimbang dan dimanja.

     Dan sekarang, kita telah beranjak dewasa kawan! Sudah tiba waktunya kita memilih, meraba, menentukan, mengajarkan diri sendiri bagaimana caranya untuk bertahan dan berjalan. Mamah yang dulu setia mengajarkan segala sesuatu, menuntun kita saat belajar berjalan dan terjatuh beberapa kali. Kini tak lagi selalu di samping kita, mamah hanya melihat perkembangan kita. Dia tak menuntut apa-apa, bukan harta yang dia pinta. Tapi pengabdian kita kepada Allah, akhlak dan perangai yang baik, santun terhadap sesama, menghargai orang yang lebih tua, dan menyayangi orang yang lebih muda. dan sebetulnya itulah yang pertama kali diharapkan orangtua dari kita. Karena, orangtua hanyalah wasilah dari Allah yang diberikan titipan dan akan dipertangggungjawabkan kelak nanti di akhirat. Pertanyaannya, apakah orangtua mengharapkan kesuksesan kita? Jawabannya tentu iya! Karena, sebetulnya orangtua juga ingin melihat anak-anaknya bahagia dan menuai hasil kerja keras mereka. Orangtua akan sangat bangga ketika kita mulai mandiri tidak bergantung kepada mereka. Karena, mereka menyadari bahwa suatu saat nanti tak bisa menuntun kita sampai dewasa bahkan berumah tangga. Usia yang semakin bertambah, kulit yang semakin keriput, tubuh yang semakin melemah. Itulah orangtua kita yang tak pernah lelah berjuang, memenuhi segala kebutuhan kita, sekalipun dalam keadaan sakit mereka tetap bekerja demi memenuhi hajat kita. Kita tak pernah tahu, darimanakah uang iuran sekolah yang selama ini mereka bayarkan untuk sekolah. Padahal sebenarnya mereka berani menghutang dan menebalkan muka demi kita, yang terpenting kita bisa makan dan sekolah. Kadangkala mereka menunda makan bahkan berpuasa sekalipun.

   
     Ya Allah, sungguh mereka sangat berarti bagi kehidupanku. curahkan rahmat dan kasih-Mu selalu, bahagiakanlah mereka, panjangkanlah umur mereka dalam keadaan husnul khotimah. Amiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.. Ijinkanku tuk tuk bisa bahagiakan keduanya, merawatnya, dan selalu ada di sampingnya. Ibu, ibu, ibu.. ayah.. aku mencintaimu.

2 komentar:

  1. mba kalo boleh ngasih masukan...
    tulisan dan kata-katanya udah bagus, cum susunan paragraf nya kurang rapih, kalo bisa sih ada paragraf, dg tujuan memudahkan dlm membaca danbuat tidak membuat mata lelah si pembaca... semangat!

    BalasHapus
  2. oke, makasih banyak ya mas bwt masukannya... :). Like this!

    BalasHapus