Rabu, 30 Mei 2012

You Are not alone


Setiap masalah yang kita hadapi sebenarnya hanyalah sebuah petunjuk yang sangat berharga, bahwa ada sesuatu yang salah dengan diri kita, bahwa kita tidak berada pada orbit atau jalur yang sebenarnya.

Masalah sebenarnya adalah sebuah bentuk kasih sayang Allah, sebuah cara Allah menyadarkan kita untuk berubah, sebuah cara Allah untuk berbisik dan berkomunikasi pada kita.

Sebuah bencana bukanlah karena Allah sedang marah, tetapi karena kasih sayang-Nya yang tak terhingga.

Oleh karena itu, marilah kita berdoa:
"Ya Allah, berikan kami kemampuan untuk membaca tanda-tanda yang Engkau berikan."

Allah Selalu Memberi Tanda dalam "You Are Not Alone"

Arvan Pradiansyah, 2010


Selasa, 29 Mei 2012

Mendidik adalah Amanah



      Seberapa seringkah kita mengingat Allah? Kapankah terakhir kita mengingat bahwa harta adalah titipan-Nya?


      Ingatlah, semua yang kita genggam saat ini adalah milik-Nya. Keluarga, suami, istri, anak-anak, teman, harta, jiwa dan raga semuanya hanyalah titipan semata. Terkadang dan bahkan seringkali kita melupakan bahwasanya Allah memberikan semua itu sebagai bentuk amanah. 

    Amanah itu titipan yang seharusnya kita jaga dengan baik. Artinya, kita diberikan amanah karena kita dianggap mampu dan mendapatkan kepercayaan untuk menjaga. 

  Kita dianugerahi keturunan, berarti diamanahkan untuk menjaga dan mendidik mereka. Allah menitipkannya kepada orang yang dianggap mampu mengasuh dan mendidik. Sekuat tenaga orangtua harus 'berusaha' mengantarkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholih/sholihah. 

    Maka disinilah tanggungjawab seorang ayah dan ibu dalam menjalankan amanah yang Allah berikan. 



The First Teacher is Mother

   Jadilah guru terbaik untuk anak-anak. Seorang guru awal penentu keberhasilan sang anak adalah dimana sosok ibu mampu memberikan pendidikan yang maksimal di rumahnya. Bukan guru di sekolah, tapi kita selaku ibu yang harus super ekstra memperhatikan pendidikan untuk buah hati terutama pendidikan moral.
     

     "Al-Ummu madrosatul uulaa" Ibu adalah pendidik pertama yang akan menuntun dan mengarahkan kemanakah anak-anaknya akan dibawa. 

      Didikan dari seorang ibulah yang akan sangat melekat pada diri buah hatinya. Ibu dengan kasih sayang yang sangat besar terhadap sang buah hati akan senantiasa terus mengajarkan untuk meraba kehidupan dari mulai lahir. Didikan seorang ibu yang baik akan menghasilkan cetakan generasi yang unggul. Karena dengan sentuhan cinta dan sayangnyalah menjadikan buah hati merasakan kehangatan. 


   Ali bin Abi Thalib menegaskan, didiklah anakmu melebihi pendidikan yang pernah engkau lalui, kerana mereka akan hidup pada zaman yang tidak sama dengan zamanmu. 


      Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Didiklah anak kamu atas tiga sifat yaitu: cintakan Nabi mereka, cintakan keluarga Nabi dan membaca Al-Quran.” 

     

        Lalu bagaimana caranya menjadi ibu yang tepat untuk sang buah hati, perlu yang namanya kerja keras, semangat dan juga kesabaran yang ekstra melelahkan, namun juga memberikan banyak kebahagian yang kita rasakan tanpa kita sadari. Inilah sosok ibu idaman:


Penyayang

     Karakter jiwa wanita ialah memiliki perasaan lembut dan penyayang, itu sebabnya mengapa ibu begitu berarti dan melekat dihati sang buah hatinya. Menjadi seorang ibu yang penyayang memang tidaklah mudah, perlu latihan kesabaran disetiap harinya. Apalgi jika ibu dihadapkan dengan kenakalan-kenakalan anak yag berbeda-beda. Penyayang bukan berarti harus memanjakan sang anak, tapi penyayang adalah sikap yang tegas tehadap anak apabila berbuat kesalahan.


Tulus

   Seorang ibu menurut saya pasti memiliki jiwa yang tulus, kalau tidak mana mungkin ia mampu melahirkan dan membesarkan buah hatinya. Ketulusan itu adalah bentuk  sekaligus modal awal yang harus dimiliki sang ibu. Dengan ketulusan kita juga bisa mendapatkan banyak manfaat yakni feed back ketulusan juga dari orang disekelililng kita.


Selalu Bercermin

   Bercermin disini bukan “ ngaca fisik” tapi kita berkaca pada diri sendiri baik lahir dan juga batin. Berkaca diri sama halnya juga dengan introspeksi diri, apa kekurangan kita, hal apa yang belum kita capai untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga dan anak-anak kita. Karena menurut saya ibu adalah cerminan dari apa yang dipantulkan. 

Siap Kapanpun

  Anak membutuhkan perhatian seorang ibu, dijaman serba dinamis seperti ini kita sangat sulit menemukan sosok ibu yang benar-benar 100% memperhatikan perkembangan anak karena kesibukannya menjadi wanita karier. Inilah pengorbanan sebagai seorang ibu yang bekerja diluar harus  setidaknya memperhatikan tumbuh kembang sang anak dan juga keluarga jika ingin dikatakan seorang ibu yang berhasil. Meskipun saya yakin hal ini amat melelahkan , tapi semua itu pasti memberikan kebanggaan tersendiri.


    Sekiranya orangtua tidak mampu mendidiknya di rumah, maka mintalah guru yang mengajarkan dan mendidiknya. Mintalah guru ngaji untuk mengajarkannya membaca Al-Qur'an dan mengenal Allah. 

    Dengan meyekolahkan anak di suatu lembaga maka berkuranglah sedikit beban yang mereka pikul. Dan berpindahlah sebagian tanggung jawab kepada pihak lembaga sekolah dan guru. 

    

     Lalu, guru itu apa sih? Guru adalah orang yang bisa mendidik dan mengajarkan anak didiknya dengan baik dan benar. Ia adalah tauladan yang memberikan contoh baik dalam segala sikap, cara berbicara, dan watak. 
  
     Mengapa guru harus memberikan contoh yang baik? Karena guru lah yang menjadi acuan para anak didik, merekalah yang pertama kali akan mencontoh dan mengikuti apa yang dilakukan oleh guru, mereka akan menganggap bahwa segala apa yang dilakukannya adalah benar dan patut dicontoh. 


     Bagaimana tidak? Karena Guru itulah yang mengajarkan segala sesuatu, mereka yang memberi pemahaman mengenai banyak hal kepada anak didiknya. 

     Sementara itu anak didik akan selalu siap menerima apa yang dikatakan oleh guru, sehingga akan diterima dan disimpan oleh otak dalam bentuk folder yang dalam keadaan apapun akan diingat kemudian dilakukan.

      Begitu juga dengan sikap atau perilaku, anak didik akan melihat bagaimana seorang guru melakukan sesuatu dengan caranya. Secara otomatis pula mereka akan menangkap dan menyimpulkan bahwasanya apa yang dikerjakan dan dilakukan oleh guru itu baik. 
   
      Dengan begitu mereka akan melakukan hal yang sama sesuai dengan apa yang pernah mereka lihat. Kesimpulannya, apa yang dilihat dan didengar akan mereka ingat lalu mengaplikasikannya. 

     
    "Menjadi seorang Pendidik adalah 'salahsatu' bentuk Amanah"   
Mari kita sama-sama belajar memiliki jiwa pendidik wahai Para calon Pendidik bangsa.... d^*_*^b

Minggu, 27 Mei 2012

Pembekalan Pra 'Amaliyah tadris

Bapak KH. Ma'mun (Pimpinan Ponpes Condong)
Mei 2011
"Undzur Maa Qooluu!" 
Ust. Budi Syihabudin
  • Manusia yang tidak memiliki cita-cita, maka ia sama dengan bangkai hidup.
  • "Tarjunnajaata wa lam tasluk masaalikahaa, innassafiinata laa tajrii 'alal yabas"
  • Terkadang manusia terjebak dengan 'masaalik'(jalan kehidupan) yang bersifat duniawi
  • Dua hal agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat: ridho Orangtua dan ridho guru
  • "Wa kun waatsiqon billaahi min kulli haaditsin"
  • Pendidikan itu lebih penting daripada pengajaran
  • Cara mengajar lebih diprioritaskan daripada materi yang akan diajarkan
  • Ruuhul mudarris: ikhlas, kebeningan hati
  • "Ruuhul mudarris ahammu min kulli syaiin"
  • "khoirutta'allum atta'liim"
  • "annaasu min khoufidzdzdulli fidzdzdulli wannaasu min khoufil khothoi fil khothoi"
  • Tebarkanlah kebaikan dimanapun kamu berada
  • Contoh guru yang salah: di kelas buka laptop malah internetan
  • 'ilmul haal seharusnya lebih dikuasai
  • Seminar Pendidikan karakter sangat dibutuhkan di Indonesia
Ust. Syahruzzaky Romadloni

  • Hidup adalah ujian "Liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalan"
  • Ujian bukan hanya ujian otak, tapi juga disertai macam-macam ujian lainnya. Ujian kesabaran, istiqomah, kejujuran, musabaroh, muwadldlobah.
  • Pendidikan bukan hanya 'aqliyah, tapi juga khuluqiyah, infi'aaliyah, dan ijtimaa'iyyah
  • Mulailah segala sesuatu dari diri sendiri, hal terkecil, dan sekarang
  • Alumni diharapkan menjadi pendidik dan memiliki jiwa seorang guru
  • Guru: digugu dan ditiru. Artinya menjadi tauladan yang baik
  • Syi'ar yang tidak harus menjadi pendakwah. Tapi syi'ar yang baik adalah Qudwah hasanah
  • Jadilah "The best Example"
  • Kriteria penilaian tarbiyah 'amaliyah:
  1. Performance
  2. naqduttadriis
  3. kehadiran
  • Hal-hal yang harus diperhatikan sekaligus syarat tarbiyah 'amaliyah:
  1. Bertanya kepada guru yang bersangkutan, artinya tidak boleh memberikan materi yang telah diajarkan oleh guru haqiq
  2. Membuat I'dad, koreksi kepada pembimping, tanda tangan, fotokopi.
  3. I'dad dibuat rangkap 4: 2 musyrif, panitia, simpan sendiri
  4. Meminta ijin kepada mudarris hishshoh untuk menggantikan jam pelajaran
  5. Arti mufrodat harus memakai bahasa yang digunakan, bukan bahasa indonesia
  6. Wasaa-ilul iidhooh yang jelas
  • Grammar Translation Methodology, ciri-cirinya akan:
  1. mengetahui bahasa yang salah
  2. mengetahui struktur bahasa
  • Methodology, approach, strategy
  • "Faaqidusysyaii laa yu'thii"
Drs. Endang Rahmat (Kepsek SMP)
  • Guru adalah wasilah
  • "al-ummu madrosatun min madaarisil uulaa"
  • 'Ilmun yuntafa'u bihi
  • Guru adalah jabatan paling mulia
  • "Kullu syaiin idzaa katsuro rokhosho illal adabi"
  • Profesi: bidang pekerjaan yang dilandasi dengan keahlian
  • Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru:
  1. Pedagogik: teknik menguasai bahan ajar
  2. sosial
  3. wirausaha
  4. profesional 
Usth. Yulianti Hasani
  • Bahan naqduttadriis:
  1. Thoriiqoh (Steps of teaching)
  2. Maaddah (Teaching material)
  3. Ahwaal (Teaching attitude)
  4. Alhaan (Language error/mistakes)
  • Istila-istilah yang digunakan dalam tarbiyah 'amaliyah:
  1. Mudarris
  2. Thoolib
  3. Tilmiidz
  4. Musyrif
  • Fungsi naqduttadriis:
  1. untuk menghakimi berdasarkan dalil yang ada
  2. bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dapat diikuti atau dijauhi
  3. melatih kejelian
  4. Pengkritik akan mengetahui guru dari berbagai sisi, mengetahui kepribadian seorang guru
  5. Bicara yang jelas
  6. Menghormati oranglain
  7. Saling bersaing antar teman (Thoolib)
  • Syarat-syarat naqd:
  1. adil, sesuai dengan dalil yang ada
  2. benar, bukan mengada-ngada
  3. saling tolong menolong
  4. bermanfaat
  5. ikhlas

Hymne Gadjah Mada



Syair & Lagu: Suthasoma, Aransemen: R.B. Sunarno
Bakti kami mahasiswa Gadjah Mada semua
Kuberjanji memenuhi panggilan bangsaku
Di dalam Pancasilamu jiwa seluruh nusaku
Kujunjung kebudayaanmu kejayaan Indonesia

Bagi kami almamater kuberjanji setia
Kupenuhi dharma bakti tuk Ibu Pertiwi
Di dalam persatuanmu jiwa seluruh bangsaku
Kujunjung kebudayaanmu kejayaan Nusantara


SNPK_UNY


Minggu, 27 Mei 2012
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER 2012
JARINGAN ROHIS MIPA NASIONAL
HASKA JMF FMIPA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
“Internalisasi Pendidikan Karakter Melalui ketajaman Nurani dan Intelegensi dalam Menghadapi Era Globalisasi”
Trainner: Sholikhin Abu Izzudin
(Penulis Buku Best Seller: Zero to Hero)
Point-point penting yang saya tangkap di seminar ini adalah:
v  “Bila setiap tempat adalah sekolah, maka setiap orang adalah Guru”
Maka, jadikanlah orang-orang disekitarmu dan dimanapun kamu berada adalah guru yang bisa mengajarkan dan menginspirasimu walau hanya 1 huruf.
v  Mulailah segala sesuatu dengan ‘basmalah’
Terkadang dan bahkan sering kita melupakan akan hal ini, padahal sebenarnya segala sesuatu kita sandarkan terlebih dahulu kepada Allah. Agar semuanya mengandung barokah. Jangan bosan untuk mengucapkan basmalah dan kalimat Thoyibah!
v  Hidayah itu akan didapatkan oleh orang yang bermujahadah, berusaha, berjuang.
Sama halnya ketika kita menginginkan sesuatu, tanpa usaha gak bakalan bisa kita dapatkan.
v  Jadilah orang yang luar biasa! Jika kamu adalah orang baik, tidak cukup. Tapi jadilah orang yang terbaik. Semakin banyak kebaikan yang kamu berikan kepada orang lain, maka semakin banyak pula orang yang berbaik hati kepadamu.
v  Jangan berpikir tentang apa yang akan kita dapatkan nanti, tapi berpikirlah apa yang sudah kamu berikan! Jangan pernah menuntut, sebelum kamu penuhi kewajiban.
v  Kejujuran akan membawa kebaikan. Jujur=jujur, menipu=ditipu.
v  Al-Ashma’I berkata:
1.      Awalnya ilmu adalah diam
2.      Mendengar dengan serius
3.      Menghafal dengan baik
4.      Penguasaan ilmu dengan rinci
5.      Mengamalkan ilmu
6.      Menyampaikan dan menyebarkan kepada oranglain
v  Pelajarilah Al-Qur’an sebelum belajar ilmu lain, Insya Allah dimudahkan
v  Orang yang menunda-nunda pekerjaan berarti ia menumpuk-numpuk kesulitan


Minggu, 13 Mei 2012

Do everything as You can: Mengemas Kegagalan menjadi Keajaiban

Do everything as You can: Mengemas Kegagalan menjadi Keajaiban:       "AKU BISA!" Dua kata itu akan menjadi penguat dirimu dikala kamu merasa sangat terpuruk, minder, dan ketidakmampuan dalam mengerjak...

Do everything as You can: Mamah, kini aku dewasa..

Do everything as You can: Mamah, kini aku dewasa..:      Panjatkanku syukur atas segala nikmat-Mu Ilahi Robbi, hingga saat ini ku nikmati semua yang Kau beri. Nikmat sehat rohani dan jasmani, ...

Mamah, kini aku dewasa..

     Panjatkanku syukur atas segala nikmat-Mu Ilahi Robbi, hingga saat ini ku nikmati semua yang Kau beri. Nikmat sehat rohani dan jasmani, nikmat Iman dan islam, Ibu dan ayah yang mencintai, saudara yang mengasihi, keluarga yang menyayangi, teman-teman yang memotivasi, dan masih banyak lagi hal lainnya dari semua itu. Sungguh, nikmat-Mu tak dapat terhitung "Min Haitsu Laa Yahtasib". Tapi, entah seberapa besarkah aku bersyukur atas semua itu. Ataukah mungkin aku lebih banyak kufur nikmat daripada syukurku. Namun ku senantiasa mencoba untuk bisa menjadi seseorang yang dapat bermanfaat bagi oranglain. Insya Allah...

    Setiap manusia tercipta dalam keadaan suci dan tak tahu apa-apa. Semua berawal dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakberadaan. Seseorang yang terlahir dari keluarga kaya dengan harta yang melimpah, pada dasarnya adalah orangtua yang memiliki semua itu. Dan seseorang yang terlahir dari keluarga yang tak memiliki harta yang banyak, disebutlah pas-pasan atau bahkan kekurangan. Itu juga sama, hasil kerja keras orangtua. Pada dasarnya kita hanya menikmati kerja keras mereka dan belum menjadi apa-apa. Hidup ini adalah perjuangan.

    Semuanya memulai perjuangan dari sejak lahir, dari mulai kita belajar melihat, mendengar, merasakan, merangkak, berbicara, sampai berdiri dan berlari. Itulah perjuangan kita dulu, dan semua itu adalah hasil tuntunan orangtua kita tanpa lelah. Sekali lagi kita terlahir dari ketidaktahuan, kemudian orangtua mengajari kita untuk bisa membaca huruf dari mulai A sampai Z. Menulis dari mulai tulisan yang tak dapat dimengerti, bahkan miring skalipun sampai akhirnya tegak dan terbaca.Dan buktinya kita mampu untuk itu, dan seiring berjalannya waktu kita mengetahui berbagai hal. Dia mengajarkan sholat dan bacaannya yang panjang dan mengaji Iqra sampai Al-Qur'an. Mengajarkan kita untuk mengenal Tuhan dan Rasul-nya.

    Sadarilah, keadaan kita dulu tak seperti sekarang. Kita masih sangat kecil diajarkan mamah membaca dan menulis. Dan kita bisa! Namun kini kita telah tumbuh menjadi remaja dan sampai dewasa. Tubuh kita tak semungil dulu yang selalu dipuji saat mampu mengucapkan kata "mama" waktu itu. Yang selalu ditimbang dan dimanja. Dan sekarang, kita telah beranjak dewasa kawan! Sudah tiba waktunya kita memilih, meraba, menentukan, mengajarkan diri sendiri bagaimana caranya untuk bertahan dan berjalan.

     Mamah yang dulu setia mengajarkan segala sesuatu, menuntun kita saat belajar berjalan dan terjatuh beberapa kali. Kini tak lagi selalu di samping kita, mamah hanya melihat perkembangan kita. Dia tak menuntut apa-apa, bukan harta yang dia pinta. Tapi pengabdian kita kepada Allah, akhlak dan perangai yang baik, santun terhadap sesama, menghargai orang yang lebih tua, dan menyayangi orang yang lebih muda. dan sebetulnya itulah yang pertama kali diharapkan orangtua dari kita. Karena, orangtua hanyalah wasilah dari Allah yang diberikan titipan dan akan dipertangggungjawabkan kelak nanti di akhirat.

     Pertanyaannya, apakah orangtua mengharapkan kesuksesan kita? Jawabannya tentu iya! Karena, sebetulnya orangtua juga ingin melihat anak-anaknya bahagia dan menuai hasil kerja keras mereka. Orangtua akan sangat bangga ketika kita mulai mandiri tidak bergantung kepada mereka. Karena, mereka menyadari bahwa suatu saat nanti tak bisa menuntun kita sampai dewasa bahkan berumah tangga. Usia yang semakin bertambah, kulit yang semakin keriput, tubuh yang semakin melemah. Itulah orangtua kita yang tak pernah lelah berjuang, memenuhi segala kebutuhan kita, sekalipun dalam keadaan sakit mereka tetap bekerja demi memenuhi hajat kita. Kita tak pernah tahu, darimanakah uang iuran sekolah yang selama ini mereka bayarkan untuk sekolah. Padahal sebenarnya mereka berani menghutang dan menebalkan muka demi kita, yang terpenting kita bisa makan dan sekolah. Kadangkala mereka menunda makan bahkan berpuasa sekalipun.
     Ya Allah, sungguh mereka sangat berarti bagi kehidupanku. curahkan rahmat dan kasih-Mu selalu, bahagiakanlah mereka, panjangkanlah umur mereka dalam keadaan husnul khotimah. Amiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.. Ijinkanku tuk tuk bisa bahagiakan keduanya, merawatnya, dan selalu ada di sampingnya. Ibu, ibu, ibu.. ayah.. aku mencintaimu.

Mengemas Kegagalan menjadi Keajaiban


      "AKU BISA!" Dua kata itu akan menjadi penguat dirimu dikala kamu merasa sangat terpuruk, minder, dan ketidakmampuan dalam mengerjakan sesuatu. Sedikitnya akan membantu dirimu untuk tetap selalu semangat dalam menjalani segala apa yang ada dihadapanmu. Ucapkanlah berkali-kali dengan diiringi hati yang keyakinan bahwa kamu bisa menjalaninya. Karena hal ini akan menjadi penambah rasa PeDe kamu dihadapan oranglain dan dirimu sendiri. Sekali-kali kamu jangan pernah bilang pada dirimu sendiri kalau kamu tidak bisa, kalau kamu menyerah, kalau kamu lemah, kalau kamu tidak mempunyai kelebihan.

      Ketahuilah kawan, semua orang berangkat dari hulu. Dari mulai kamu, teman-temanmu semuanya sama. Mereka berlomba-lomba untuk mengumpulkan rasa percaya diri dengan cara-cara mereka sendiri. Cara yang mereka punya gak beda jauh dengan caramu, yang terpenting kamu punya keberanian dan mental yang kuat. Dengan keduanya ini kamu pasti bisa menaklukkan segalanya. Mereka yang kamu anggap lebih bisa dan bahkan kamu menilai tidak pernah mengalami kegagalan, bukan berarti mereka selalu mulus dalam menggapai semua itu. Mereka punya kelemahan dimana mereka terjatuh, terpuruk, dan bahkan merasa terinjak. Mereka pernah bahkan mungkin sering mengalami hal itu, kegagalan!

     Tapi darisanalah mereka mulai bangkit, menata, mengumpulkan kembali semangat perjuangan. Kegagalan mereka jadikan pelajaran berharga yang dianggap sebagai batu loncatan agar di kemudian hari tidak melakukan kesalahan yang sama sebagai penyebab kehancurannya itu. Artinya, dari kegagalan yang pernah mereka lalui dulu dikemas dalam sebuah kesimpulan yang dinamakan 'Hikmah'. Mereka yakin kalau seandainya terjatuh ataupun gagal dalam melakukan segala sesuatu, maka yang dipikirkan adalah hal positif. Mengapa? Karena berpikir positif itulah yang akan memacu pikiran dan segala tindakanmu untuk melakukan hal positif, hal yang baik, hal yang menguntungkan.

     Secara tidak disadari pikiran positif inilah yang akan terekam dan tersimpan dalam otakmu. Sehingga, apa yang kita kerjakan akan berbuah positif sesuai dengan perintah otakmu. Walaupun secara kasat mata kejadian A itu adalah musibah, tapi kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya Allah berikan. Kecuali kita memandang hal itu sebagai pelajaran dan ujian untuk meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan kita. Maka dari itu, berpikir positif pada setiap apa yang diberikan oleh Allah itu sangat menguntungkan diri sendiri. Dengan begitu Allah akan menambahkan hal baik lainnya yang tidak pernah terduga sebelumnya.

     Lalu, bagaimanakah dengan dirimu? Apakah kamu sering mengalami kegagalan? terlampau sering bukan? Seberapa jauhkah kamu melangkah dan bangkit setelah mengalami kegagalan? Apa yang kamu pikirkan saat itu setelah mengalami kegagalan? Apakah kamu menyalahkan semua yang ada di sekitarmu atau temanmu mungkin? Berhentilah untuk menuduh oranglain sebagai penyebab kegagalanmu! Karena hal itu akan memperburuk keadaan, kamu akan selamanya bersikap tidak bijaksana pada dirimu sendiri, kamu egois, kamu sombong!

     Kamu hendaknya mengambil pelajaran dengan meneliti apa sih sebenarnya yang menyebabkan kamu gagal? Terlebih dahulu kamu introspeksi diri, mengaca diri sendiri, barangkali memang kegagalan itu disebabkan karena keteledoranmu, ketidak telitianmu, keegoisanmu dalam team, terlalu sombong, dan lain sebagainya. Sebelum kamu menyalahkan orang lain.

     Setelah itu kamu akan menyadari kesalahanmu sendiri, ternyata letak kesalahan ada pada ini dan itu. Dengan ini kamu tidak akan merasa besar kepala, tapi kamu akan tunduk kemudian mengembalikan segala yang terjadi pada Allah. Dan berbaik sangkalah pada Allah, karena semua itu terjadi atas kehendak-Nya. Dan jadikan ini sebagai pelajaran, bahan renungan. Segala sesuatu yang terjadi pasti mengandung hikmah, percayalah! Karena Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.