Seberapa seringkah kita mengingat
Allah? Kapankah terakhir kita mengingat bahwa harta adalah titipan-Nya?
Ingatlah,
semua yang kita genggam saat ini adalah milik-Nya. Keluarga, suami, istri,
anak-anak, teman, harta, jiwa dan raga semuanya hanyalah titipan semata.
Terkadang dan bahkan seringkali kita melupakan bahwasanya Allah memberikan
semua itu sebagai bentuk amanah.
Amanah itu titipan yang seharusnya kita jaga
dengan baik. Artinya, kita diberikan amanah karena kita dianggap mampu dan
mendapatkan kepercayaan untuk menjaga.
Kita dianugerahi keturunan, berarti
diamanahkan untuk menjaga dan mendidik mereka. Allah menitipkannya kepada orang
yang dianggap mampu mengasuh dan mendidik. Sekuat tenaga orangtua harus 'berusaha'
mengantarkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholih/sholihah.
Maka
disinilah tanggungjawab seorang ayah dan ibu dalam menjalankan amanah yang
Allah berikan.
The First Teacher is Mother
Jadilah guru terbaik untuk anak-anak.
Seorang guru awal penentu keberhasilan sang anak adalah dimana sosok ibu mampu
memberikan pendidikan yang maksimal di rumahnya. Bukan guru di sekolah, tapi
kita selaku ibu yang harus super ekstra memperhatikan pendidikan untuk buah
hati terutama pendidikan moral.
"Al-Ummu
madrosatul uulaa" Ibu adalah pendidik pertama yang akan menuntun dan
mengarahkan kemanakah anak-anaknya akan dibawa.
Didikan dari seorang ibulah
yang akan sangat melekat pada diri buah hatinya. Ibu dengan kasih sayang yang
sangat besar terhadap sang buah hati akan senantiasa terus mengajarkan untuk
meraba kehidupan dari mulai lahir. Didikan seorang ibu yang baik akan
menghasilkan cetakan generasi yang unggul. Karena dengan sentuhan cinta dan sayangnyalah
menjadikan buah hati merasakan kehangatan.
Ali bin Abi Thalib menegaskan, didiklah anakmu melebihi
pendidikan yang pernah engkau lalui, kerana mereka akan hidup pada zaman yang
tidak sama dengan zamanmu.
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Didiklah anak kamu atas tiga sifat
yaitu: cintakan Nabi mereka, cintakan keluarga Nabi dan membaca
Al-Quran.”
Lalu
bagaimana caranya menjadi ibu yang tepat untuk sang buah hati, perlu yang
namanya kerja keras, semangat dan juga kesabaran yang ekstra melelahkan, namun
juga memberikan banyak kebahagian yang kita rasakan tanpa kita sadari. Inilah
sosok ibu idaman:
Penyayang
Karakter jiwa wanita ialah memiliki
perasaan lembut dan penyayang, itu sebabnya mengapa ibu begitu berarti dan melekat
dihati sang buah hatinya. Menjadi seorang ibu yang penyayang memang tidaklah
mudah, perlu latihan kesabaran disetiap harinya. Apalgi jika ibu dihadapkan
dengan kenakalan-kenakalan anak yag berbeda-beda. Penyayang bukan berarti harus
memanjakan sang anak, tapi penyayang adalah sikap yang tegas tehadap anak
apabila berbuat kesalahan.
Tulus
Seorang ibu menurut saya pasti
memiliki jiwa yang tulus, kalau tidak mana mungkin ia mampu melahirkan dan
membesarkan buah hatinya. Ketulusan itu adalah bentuk sekaligus
modal awal yang harus dimiliki sang ibu. Dengan ketulusan kita juga bisa
mendapatkan banyak manfaat yakni feed back ketulusan juga dari orang
disekelililng kita.
Selalu Bercermin
Bercermin disini bukan “ ngaca fisik”
tapi kita berkaca pada diri sendiri baik lahir dan juga batin. Berkaca diri
sama halnya juga dengan introspeksi diri, apa kekurangan kita, hal apa yang
belum kita capai untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga dan anak-anak
kita. Karena menurut saya ibu adalah cerminan dari apa yang dipantulkan.
Siap Kapanpun
Anak membutuhkan perhatian seorang
ibu, dijaman serba dinamis seperti ini kita sangat sulit menemukan sosok ibu
yang benar-benar 100% memperhatikan perkembangan anak karena kesibukannya
menjadi wanita karier. Inilah pengorbanan sebagai seorang ibu yang bekerja
diluar harus setidaknya memperhatikan tumbuh kembang sang anak dan
juga keluarga jika ingin dikatakan seorang ibu yang berhasil. Meskipun saya
yakin hal ini amat melelahkan , tapi semua itu pasti memberikan kebanggaan tersendiri.
Sekiranya orangtua
tidak mampu mendidiknya di rumah, maka mintalah guru yang mengajarkan dan
mendidiknya. Mintalah guru ngaji untuk mengajarkannya membaca Al-Qur'an dan
mengenal Allah.
Dengan meyekolahkan anak di suatu lembaga maka berkuranglah sedikit
beban yang mereka pikul. Dan berpindahlah sebagian tanggung jawab kepada pihak
lembaga sekolah dan guru.
Lalu, guru itu apa
sih? Guru adalah orang yang bisa mendidik dan mengajarkan anak didiknya dengan
baik dan benar. Ia adalah tauladan yang memberikan contoh baik dalam segala
sikap, cara berbicara, dan watak.
Mengapa guru harus memberikan contoh yang
baik? Karena guru lah yang menjadi acuan para anak didik, merekalah yang
pertama kali akan mencontoh dan mengikuti apa yang dilakukan oleh guru, mereka
akan menganggap bahwa segala apa yang dilakukannya adalah benar dan patut
dicontoh.
Bagaimana tidak?
Karena Guru itulah yang mengajarkan segala sesuatu, mereka yang memberi
pemahaman mengenai banyak hal kepada anak didiknya.
Sementara itu anak didik
akan selalu siap menerima apa yang dikatakan oleh guru, sehingga akan diterima
dan disimpan oleh otak dalam bentuk folder yang dalam keadaan apapun akan
diingat kemudian dilakukan.
Begitu juga dengan sikap atau perilaku, anak didik
akan melihat bagaimana seorang guru melakukan sesuatu dengan caranya. Secara
otomatis pula mereka akan menangkap dan menyimpulkan bahwasanya apa yang
dikerjakan dan dilakukan oleh guru itu baik.
Dengan begitu mereka akan
melakukan hal yang sama sesuai dengan apa yang pernah mereka lihat.
Kesimpulannya, apa yang dilihat dan didengar akan mereka ingat lalu
mengaplikasikannya.
"Menjadi
seorang Pendidik adalah 'salahsatu' bentuk Amanah"
Mari kita sama-sama belajar memiliki jiwa pendidik wahai Para
calon Pendidik bangsa.... d^*_*^b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar